Sinopsis Film Pinocchio (2022)

Sinopsis Film Pinocchio (2022) – Selama 12 tahun akhir-akhir ini, Disney cukup aktif menggarap film live action yang disadur dari film kartun klasik mereka. Sesudah merilis film live action Cruella (2021) yang disadur dari film kartun One Hundred and One Dalmatians (1961), Disney baru saja merilis film live action Pinocchio yang disadur dari film animasinya yang dirilis pada 1940 cinefilmes.org.

Film live action Pinocchio digarap oleh Robert Zemeckis, sosok yang sudah menjadikan banyak film ikonis, di antaranya seri film Back to the Future, Who Framed Roger Rabbit (1988), dan film-film lainnya. Menariknya lagi, Pinocchio dibintangi salah satu artis film pria terbaik Hollywood, adalah Tom Hanks, yang berperan sebagai Geppetto atau ayahnya Pinocchio.

Mengenal karakter Pinocchio

Pinocchio berkisah perihal Geppetto, seorang tukang kayu, yang membikin boneka kayu, bernama Pinocchio, yang diwujudkan menyerupai si kecilnya yang sudah meninggal. Pada suatu malam, Geppetto menyuarakan permintaan terhadap bintang bahwa ia mengharapkan seorang buah hati laki-laki. Permintaan Geppetto dikabulkan oleh Blue Fairy dengan menyihir Pinocchio menjadi hidup.

Secara garis besar, cerita yang ditampilkan Pinocchio versi live action sebetulnya cukup mirip dengan animasinya. Mulai dari Geppetto yang mendambakan buah hati laki-laki, perjalanan Pinocchio untuk dapat menjadi buah hati manusia, sampai bagaimana Pinocchio menyelamatkan Geppetto dari monster laut raksasa bernama Monstro. Intinya, peristiwa-peristiwa penting yang ada di film kartun Pinocchio dibawa kembali ke versi live action-nya.

Tapi seperti kebanyakan film-film live action penyesuaian diri Disney sebelumnya, tentunya ada modifikasi pada jalan cerita Pinocchio. Ada sebagian modifikasi cerita yang cukup sukses, terutama pada adegan bagaimana Pinocchio dan Geppetto dapat berada di dalam perut Monstro, serta ending yang berbeda dengan film animasinya. Sayangnya, lebih banyak modifikasi cerita yang pun merusak pesona film orisinalnya.

Sinopsis Film Pinocchio

Salah satu hal yang paling disayangkan merupakan minimnya penampilan Blue Fairy di versi live action. Blue Fairy cuma timbul sekali dikala ia menghidupkan Pinocchio dan menugaskan Jiminy Cricket sebagai hati nuraninya Pinocchio. Sama sekali tak ada adegan yang menampakkan Blue Fairy mengajari perihal kebohongan terhadap Pinocchio. Anehnya, Jiminy lantas tahu semacam itu saja bahwa Pinocchio sedang berdusta dikala hidung boneka kayu hal yang demikian memanjang.

Kecuali menampakkan cerita yang dimodifikasi, Pinocchio versi live action juga menampakkan sebagian karakter baru yang tak ada di versi animasinya. Ada satu karakter baru, bernama Fabiana, yang sebetulnya punya potensi besar. Sayangnya, absensi Fabiana enggak dimanfaatkan dengan bagus, sehingga ia tak punya imbas besar pada jalan ceritanya. Jadi, buat apa menambah karakter baru yang pada hasilnya tak dimanfaatkan dengan bagus?

Ulasan film Pinocchio

Walau berembel-embel live action, pengaplikasian CGI terang tampak semacam itu dominan pada pemakaian efek visual di Pinocchio. Sekiranya kita kilas balik ke film animasinya, enggak heran, sih, bahwa versi live action-nya pasti memerlukan CGI untuk dapat menghidupkan sebagian peristiwa penting dalam filmnya. Sayangnya, mutu CGI yang ditampilkan sepanjang film Pinocchio tampak tak tetap.

Pada komponen permulaan sampai akhir film, mutu CGI yang ditampilkan masih tampak cukup bagus. Tapi semacam itu masuk penghujung film dikala Pinocchio menyusul Geppetto yang sedang berlayar, mutu CGI-nya mulai tampak memburuk. Latar langit dan laut yang berada di belakang Geppetto tampak semacam itu palsu.

Mutu CGI bahkan kian parah dikala Pinocchio dan Geppetto berupaya melarikan diri dari kejaran Monstro, sesudah mereka sukses keluar dari perut monster hal yang demikian. Gerakan ombak besar yang diciptakan oleh Monstro tampak semacam itu palsu dan kualitasnya seperti film fantasi yang dirilis pada era 1990-an dan permulaan 2000-an. Mutu efek visual yang enggak tetap mungkin jadi alasan kenapa film ini tak ditayangkan di bioskop.

Perubahan Ending lebih Menyentuh

Tapi yang sudah diceritakan pada nilai pertama, Pinocchio versi live action menampakkan cerita yang mengalami modifikasi. Salah satu perubahan besar yang ditampilkan film ini merupakan ending yang amat berbeda dari film animasinya. Di versi kartun, Pinocchio sempat disangka mati sesudah sukses melarikan diri dari Monstro. Tapi di versi live action, Geppetto-lah yang pun disangka meninggal sesudah sukses melarikan diri dari Monstro.

Tapi yang pernah menonton film kartun Pinocchio pastinya tahu bahwa boneka kayu hal yang demikian hasilnya bertransformasi menjadi buah hati manusia di akhir film. Tapi di versi live action, penonton diperintah membikin interpretasi sendiri, apakah Pinocchio konsisten menjadi boneka kayu atau berubah menjadi buah hati manusia seperti film animasinya.

Walau nasib Pinocchio sebagai buah hati manusia diwujudkan menggantung, ending versi live action pun tampak lebih meraba ketimbang animasinya. Soalnya, ending versi live action memberikan pesan yang mendalam perihal saling mendapatkan satu sama lain dan terasa lebih relevan untuk keadaan masa sekarang. Walau banyak hal yang kurang memuaskan, seengaknya film ini ditutup dengan hal yang meraba.

Tulisan ini dipublikasikan di Film Animasi dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *