Sinopsis Filosofi Kopi : Arti Dan Seni Sebuah Kopi – Film Filosofi Kopi kreasi sutradara Angga Dwimas Sasongko diambil dari narasi pendek dengan judul sama kreasi Dewi Dee Lestari. Film ini diperankan oleh Chicco Jerikho, Rio Dewanto, dan Julie Estelle.Karena scenario yang dicatat oleh Jenny Jusuf, film ini sanggup memenangi penghargaan Festival Film Bandung untuk kelompok Penulis Scenario Terpuji. Disamping itu, Filosofi Kopi sukses masuk beberapa nominasi dan penghargaan yang lain.Pengerjaan film yang diambil dari novel dan cerpen memang lumayan berlainan. Bila novel harus dipadatkan, karena itu cerpen harus dipanjangkan untuk ditranslate berbentuk film.Berikut ini adalah info selengkapnya dari cinefilmes .
Sinopsis Filosofi Kopi
Tatap muka Ben dan Jody berawal saat Ben mengelana ke Jakarta dan berjumpa dengan Jody, waktu itu umur mereka ialah 12 tahun. Ben yang mengelana sendirian di Jakarta pada akhirnya diasuh oleh orangtua Jody. Sesudah 18 tahun tinggal dengan, Ben dan Jody pada akhirnya memilih untuk membuat usaha warung kopi.Dalam usaha ini, Ben bekerja sebagai barista sedang Jody bekerja jadi orang yang mengelola keuangan sampai penyuplai. Ketidaksamaan watak Ben dan Jody dalam film ini benar-benar ditonjolkan. Ben dilukiskan jadi orang yang rileks, ramah, susah serius, dan tidak terancang. Berlainan hal dengan Jody yang paling cermat, memprioritaskan logika, dan termasuk jadi orang yang kaku dan dingin.
Warung kopi yang mereka bangun namanya “Filosofi Kopi” seperti warung secara umum warung yang baru membuka dan belum mempunyai konsumen setia masih tetap terus meningkatkan gagasannya supaya warung punya mereka dapat ramai seperti warung yang sukses yang lain. Tetapi bukan hanya itu, Jody dikasih tahu jika ayahnya mempunyai utang lebih dari 850 juta yang membuat Jody dan Ben harus memutar otak supaya warung kopinya laku dan tidak dipasarkan.
Sesudah megetahui mengenai utang, Jody usaha untuk membikin usaha warung kopi ini jadi warung kopi yang hasilkan untung sebanyaknya mengigat utang yang perlu mereka bayarkan, seperti turunkan harga bahan dasar, beli wifi, sampai jam kerja. Ben juga tidak sepakat dengan Jody, ben beranggapan jika kopi yang nikmat dan baik akan mengundang pencinta kopi ke warung kopi
Dari scene pembicaraan di antara Ben dan Jody ini dapat kita saksikan keakraban keduanya. Satu hari seorang pelaku bisnis tawarkan Ben untuk membikinkan kopi yang terenak bila menurut pelaku bisnis itu nikmat karena itu mereka akan mendapatkan 1 miliar tetapi dengan persyaratan jika kopi tidak nikmat karena itu mereka harus memberi pelaku bisnis itu 1 miliar ,Ben juga terima rintangan itu dan langsung melakukan eksperimen, sesudah sukses membuat kopi paling enak menurut dia, ada figur wanita namanya El sebagai wanita turunan Indonesia-Perancis, dia sebagai foodbloger yang berkeliling-keliling Asia dan sedang mempelajari mengenai kopi. Menurut El kopi bikinan Ben masih kalah dari Kopi Tiwus, kopi daerah dari wilayah Ijen.